Jumat, 08 Juni 2018

Paragraf

PARAGRAF
Paragraf adalah kalimat-kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga membentk kesatuan pokok pembahasan. gagasan utama sebuah paragraf dapat  dicari dengan cara:
1. Membaca kalimat satu persatu
2. Jika kalimat pertama dan kalimat kedua merupakan inti paragraf,, berarti kalimat tersebut adalah gagasan utama paragraf yang bersangkutan
3. Jika kalimat utama bukan inti paragraf , cermati kalimat terakhir paragraf tersebut.jika kalimat terakhir tersebut merupakan kalimat inti berarti kalimat terakhir tersebut adalah gagasan utama dari paragraf yang bersangkutan.
4. Jika kalimat inti diawal dan diakhir paragraf ,berarti kalimat utama paragraf tersebut berada diawal dan diakhir paragraf.
Jenis jenis paragraf:
1. Menurut fungsi kalimat
Paragraf deduktif
Paragraf yang bersifat deduktif dimulai oleh kalimat inti, kemudian diikuti kalimat uraian, penjelasan , argumentas, dan sebagainya.
Pola kalimat deduktif

Paragraf induktif
Paragraf induktif kebalikan dari paragraf deduktif .pargraf ini tidak dmulai dengan menyebutkan hal-hal khusus untuk mengatarkan pembaca kepada gagasan pokok yang tedapat pada kalimat inti diakhir paragraf.
Pola kalimat induktif
                                     

Paragraf deduktif-induktif
Paragraf deduktif-induktif merupakan gabungan dari kedua paragraf  di atas. Disini pada kalimat pertama (sebagai kalimat inti atau penjelas)gagasan pokok telah dinyatakan,tetapi pada kalimat terakhir kembali diulangsekali lagi gagasan pokoknya.
Pola paragraf deduktif-induktif

Paragraf kalimat penuh topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf  sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
2. Menurut fungsi dalam karangan
Paragraf pembuka
Paragrafpembuka mempunyai dua kegunaan , yaitu selain dapat menarik perhatian pembaca , juga berfungsi menjelaskan tentang tujuan dari penulisan itu.
Paragraf pengembang
Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf pengembang.paragraf ini berisi inti dari peroalan yang akan dikemukakan. Contoh-contoh dan ilustrasi , inti permasalahan, dan uraian pembahasa adalah isi sebuah paragraf pengembang. Fungsi pargrafpenembang dalam karangan :
1) Mengemukakan inti persoalan
2) Memberi ilustrasi atau contoh
3) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikut
4) Meringkas paragraf sebelumnya
5) Mempersiapkan dasar atau landasanbagi simpulan
Paragraf penutup
Paragraf penutup merupakan pengunci yang menutup sebuah karangan. Bisa diartiakan simpulan. Simpulan tersebut dapat berupa saran-saran atau pendapat pribadi pengarangnya atas masalah yang dikemukakan.





Ilmu Ekonomi


1. Apakah masalah pokok yang dihadapi oleh setiap perekonomian? Adakah setiap masyarakat mengatasi masalah pokok tersebut dengan cara yang sama?
Jawab : tiga masalah yang dihadapi oleh setiap perekonomian yaitu:
1.)  Apakah barang dan jasa yang diproduksikan?
2.)  Bagaimanakah caranya memproduksikan barang dan jasa tersebut?
3.)  Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksikan?
Masyarakat dalam mengatasi masalah pokok dalam perekonomian berbeda-beda. Tergantung kondisi dan peluang disekitarnya
2. Terangkan definisi antara teori mikro ekonomi dan teori makro ekonomi
Jawab :  1.) Teori ekonomi mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil aspek individu) dari keseluruhan kegiatan perekonomian
  2. ) Teori ekonomi makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme cara bekerja perekonomian.
3. Terangkan kurva permintaan dan apakah faktor-faktor yang menentukan          permintaan.
Jawab : a.)  Kurva permintaan merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen.
b.) Faktor-faktor yang menentukan permintaan:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
5. Citra rasa masyarakat
6. Jumlah penduduk
7. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan mendatang.
4. Terangkan kurva penawaran dan apakah faktor-faktor yang menentukan penawaran
Jawab :a.) Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang yang ditawarkan.
b.) Faktor-faktor yang menentukan penawaran:
1. Jumlah penjual atau produsen
Jika jumlah prosuden suatu barang teetentu tinggi, maka jumlah penawaran terhadap barang terebut juga akan tinggi.
2. Bencana alam
Jika terjadi bencana alam pada suatu daerah penghasil suatu produk . Maka bisa dipastikan bahwa jumlah produksi barang tersebut akan menurun dan memengaruhi tingkat penawarannya.
3. Harga barang pengganti
Apabila harga suatu barang meningkat maka penawaran terhadapp barang pengganti akan mengalami peningkatan karena penjual akan menawrkan barang pengganti sebagai alternatif barang utama yang mengalami kenaikan.
4. Biaya produksi
Apabila biaya-biaya produksi meningkat maka harga barang diproduksi akan tinggi.akibatnya produsen akan menawarkan barang produksi dalam jumlah sedikit.
5. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan.

6. Pajak
Pajak merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga.
7. Perkiraan harga dimasa mendatang
Perkiraan harga dimasa mendatang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran.
5. Terangkan yang dimaksud dengan elastisitas permintaan dan penawaran
Jawab : a.) Elastisitas permintaan adalah alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas barang yabg dibeli ebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
b.) Elastisitas penawaran adalah perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga.







Sabtu, 02 Juni 2018

Kota lama

Sumber : Wikipedia

Sunting
Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : Heeren Straat. Saat ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.[1]
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, tampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga tampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little Netherland". Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kukuh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. ==Bangunan di Kota Lama Semarang== Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah
Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan permukiman Cina pada tahun 1731 di dekat permukiman Belanda, untuk memudahkan penga- wasan terhadap segala aktivitas orang Cina. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, namun juga sebagai menara pengawas bagi segala aktivitas kegiatan orang Cina.
Sumber:Wikipedia

Jumat, 01 Juni 2018

Pantai pandawa

 Membicarakan keindahan wisata pulau Bali tidak akan ada habisnya , selain tempatnnya yang masih kental dengan adat istiadat segudang pantai di Bali juga menjadi tujuan destinasi para wisatawan, nah salah satu pantai yang terpopuler di Bali yaitu pantai Pandawa. Untuk dapat sampai kepantai Pandawa kita ambil titik star dari kota Denpasar lalu menuju ke selatan, jika ingin perjalanan lanacar bisa melewati jalan tol, sesampainya di daerah Nusa Dua lalu bukit ungasan. Tenang saja disana banyak petunjuk marka jalan sehingga tidaak perlu takut kesasar.
Pantai Pandawa dengan pesonanya yang begitu indah, ketika kita ingin ke sana kita akan disuguhkan dengan jalan dan tebing kapur yang menjulang tinggi serta kalian akan disuguhkan dengan lima patung pandawa yang tingginya 5 meter serta lebar 2,5 meter sebagai simbol penguat tentang pantai ini. Selanjutnya , disana kita akan disuguhkan oleh berbagai fasilitas bermain. Seperti bermain kano, selancar , banana boat , kalau tidak kita bisa berenang atau santai-santai saja menikmati pemandangan pantai. Airnya yang bening serta pasirnya yang 9putih9 tidak akan membuat anda bosan berlama-lama disana. Nah itulah sekilas gambaran tentang Pantai Pandawa.

Sains model seyyed hossein nasr

        INTEGRASI SAINS MODAL SEYYED HOSSEIN NASR
Makalah
Di susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Falsafah Kesatuan Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Ilyas Supena, M.Ag







Di susun oleh :
Larasati Dwi Manda Sari (1701016073)
Esa Varau Rossain (1701016075)
Kafitasari (1701016076)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Integrasi agama dan sains merupakan sebuah isu global, tidak hanya dalam wilayah dunia Islam, dalam tradisi agama lain, terutama agama Kristen, sebuah model integrasi agama dan sains dikaji seccara sistematis dan menghasilkan teori perjumpaan antara keduanya, sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh ilmuwan sekaligus agamawan, Ian G Barbour.
Nasr memiliki gagasan tentang islam tradisi, sebab pendekatan Islam “tradisi” ini digunakan Nasr dalam semua aspek keilmuan yang ditekuninya. Seperti sains, filsafat, teologi sufisme, seni, musik, arsitektur, dan bidang-bidang lainnya. Sehingga kiranya dapat dikatakan bahwa tema “tradisi” menjadi titik sentral sekaligus menjadi landasan pemikiran Nasr.
Tradisi yang dimaksud Nasr disini bukan dalam arti kebiasaan, adat-istiadat atau transmisi ide-ide serta motif-motif secara otomatis dari suatu generasi kepada generasi selanjutya, akan tetapi yang dimasudkan tradisi adalah serangkaian prinsip-prinsip yang telah diturunkan dari langit, yang ketika diturunkan itu ditandai dengan suatu manifestasi Ilahi.  
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dan karya-karya Seyyed Hussein Nasr?
2. Bagaimana pemikiran relasi antara Agama dan Sains menurut Seyyed Hossein Nasr?
3. Bagaimana Integrasi Sains Model Seyyed Hossein Nasr?


BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI SEYYED HUSSEIN NASR
Seyyed Hussein Nasr dilahirkan pada tanggal 7 April 1933 di Iran. Ayahnya bernama Sayyed Vailullah Nashr yang dikenal sebagai ulama, dokter, dan pendidik pada masa dinasti Qajar.  Dan tercatat sebagai seorang penyair. Ia berasal dari keluarga ulama dan dibesarkan dalam tradisi Syi’ah tradisional. Syi’ah tradisional merupakan faham dominan di negeri Iran. Pada waktu Seyyed Hussein Nasr dilahirkan, negeri Iran secara politik berada dalam masa-masa ketegangan antara penguasa (Dinasti Pahlevi) dan para ulama. Pendidikannya pertama kali ditempuh di Teheran, kota tempat ia dilahirkan. Model pendidikannya adalah model pendidikan tradisional Iran.
Setelah belajar di Teheran, Seyyed Hussein Nasr kemudian meneruskan belajarnya ke Amerika Serikat dan memperoleh gelar B.Sc. dari Massachussetts Institute of Technology (MIT) dalam bidang fisika. Kajian bidang fisika ini dilanjutkan dengan mengambil bidang yang lebih spesifik dalam jurusan geologi dan geofisika setelah melanjutkan studinya di Harvard University dengan memperoleh gelar MA. Di tingkat doktoral, ia mengambil bidang kajian sejarah sains dan filsafat dengan gelar Ph.D. pada tahun 1958, dengan disertasi An Introduction to Islamic Cosmological Doctrine, dipresentasikan di Fakultas Sejarah Ilmu dan Pendidikan Harvard University.
Setelah menyelesaikan belajarnya di Amerika, Seyyed Hussein Nasr mengajar di Universitas Teheran dan menjadi orang pertama yang menjabat Presiden Iranian Academy of Philosophy.
Selain aktif memimpin Iranian Academy, Seyyed Hussein Nasr juga ikut bergabung dalam lembaga Husayniah Irsyad, sebuah lembaga keagamaan dan pendidikan yang didirikan pada tahun 1967, dipelopori oleh Ali Syari’ati. Di lembaga ini, Seyyed Hussein Nasr mengaktualisasikan potensi intelektualnya. Lembaga ini berusaha untuk menjaga pintu-pintu ijtihad ilmiah dan intelektual supaya tidak padam. Karena tidak sepaham dengan Ali Syari’ati, Seyyed Hussein Nasr akhirnya keluar dari lembaga ini. Bagi Seyyed Hussein Nasr, Syari’ati adalah modernis muslim pertama yang menciptakan semacam liberation theology dalam Islam, karena pengaruh westernisasi dan marxisme. Dengan cara ini, Syari’ati menyajikan Islam sebagai kekuatan revolusioner dengan mengorbankan dimensi kerohanian Islam. Dalam penilaian Seyyed Hussein Nasr, gagasan Syari’ati sangat berbahaya. Tetapi lebih dari soal gagasan, ketidaksenangan Seyyed Hussein Nasr pada Syari’ati juga disebabkan tindakannya yang terus melancarkan kritik keras dan menyerang ulama tradisional.  Seyyed Hussein Nasr memandang Syari’ati menyalahgunakan lembaga ini untuk kepentingan politiknya sendiri.
Selain itu, di negara lain Seyyed Hussein Nasr juga aktif memberikan kuliah. Di Universitas Amerika di Beirut, ia juga sempat memimpin lembaga Agha Khan untuk kajian keislaman. Di samping itu juga memberikan kuliah di Universitas Chicago dan Universitas Edinburgh.
Setelah terjadi Revolusi Iran yang digerakkan oleh Ayatullah Khomaeni, Seyyed Hussein Nasr dengan terpaksa harus meninggalkan Iran dan hidup dalam “pengasingan” dengan menetap di salah satu Universitas di Amerika Serikat, menajdi profesor studi Islam dan agama-agama paad Temple University di Philadelphia.
B. KARYA-KARYA SEYYED HOSSEIN NASR
1. The Heart Of Islam :  Enduring Values for Humanity (2002)
Buku menjelaskan beberapa aspek mendasar dari Islam dan upaya mendiskusikan isu-isu secara luas sesuai dengan pendapat mayoritas umat Islam yang dapat dipahami oleh masyarakat Barat.
2. Islam and the plight of Modern Man (1975)
Buku ini berisi tentang masalah-masalah penting yang dihadapi oleh manusia modern. Buku ini juga membahas cara-cara penerapan ajaran warisan intelektual dan spiritual islam. Selain itu juga alternatif besar ajaran Islam tersebut untuk mencari jalan keluar dari kedudukan manusia modern melalui penerapan ajaran Islam.
3. Ideals and Realities and Islam (1966)
Buku ini menguraikan secara terperinci tentang karakteristikIslam dan upaya menjadikan wahyu sebagai sumber inspirasi ilmu pengetahuan.

4. Science and civilization in islam (1968)
Buku ini menyadarkan manusia muslim mengenai apa yang harus dibenahi dalam menyerap ilmu pengetahuan Barat dan memperkenalkan kepada pembaca-pembaca Barat tentang isi dan spirit sejarah sains Islam dalam perspektif tradisional.
5. Living Sufism (1980)
Buku ini berisi beberapa persoalan masa kini yang dihadapi dunia modern pada umumnya dan dunia Islam pada khusunya yaitu persoalan yang penyelesaiannya tergantung pada pemahaman dan pemakaian prinsip-prinsip.
6. Knowlegde and The Sacred (1981)
Dalam buku ini Nasr menjelaskan apa itu Islam Tradisional , dan bagaimana pertentangan dengan dunia modern. Buku ini banyak membahas tentang pengetahuan suci, Scientia sacra, dari berbagai titik pandang agama-agama.
7. A Young Muslim’s Guide To The Modern Word (1993)
Buku ini memberikan bimbingan kepada generasi muda muslim dalam menjelajahi dunia  modern, agar mampu memahami lebih dalam lagi tentang peradaban Barat dan pemikiran modern yang telah memengaruhi dunia Islam selama kurang dua abad belakangan ini. Dalam buku ini nasr memperkenalkan tentang warisan klasik Islam dan karakteristik dunia modern.
8. Introdution to Islamic Cosmologal Doctrin (1987)
Merupakan kajian kosmologi Islam dalam perspektif tradisional yang sangat komprehensif, buku ini mengkaji tokoh dan ilmuan muslim yang mendapat perhatian Nasr adalah Ikhwan alShafa , Ibnu Sina, dan al-Biruni. Dan buku ini merupakan perbaikan tesis MA nya  yang diajukan di MIT.


9. Three Muslim Sages (1964)
Buku ini memperkenalkan tiga pemikir islam dan merupakan eksposisi Nasr tentang filsafat Islam yang meliputi tiga aliran penting aliran Peripatetik, Illuminasi, dan Irfan.
10. Man and Nature: the spiritual crisis of Modern Man (1997)
Buku ini merupakan bahan ceramahnya yang disampaikan di Chicago University yang berisi tentang bagaimana seharusnya manusia memandang dan memperlakukan alam. Dalam buku ini juga Nasr memberikan alternatif keluar dari krisis dengan menghimbau agar manusia mengendalikan  hawa nafsu, dan menjadikan alam sebagai “theophany” atau “tajjali”  Tuhan yang tampak.
11. Sufi Esseys (1991)
Dalam buku ini Nasr melakukan pengkajian yang cukup menyentuh dan lengkap tentang tasawuf dari akar sejarahnya serta memberikan alternatif kepada manusia bagaimana sufisme itu bisa dipraktekan dalam dunia modern ini yang penuh dengan materi.
12. Islamic Science; an Illustrated study (1968)
Buku ini terbit pada tahun 1976 ini berusaha menolak tuduhan bahwa Islam hanya mewarisi ilmu dan kebudayaan dari bangsa bangsa sebelumnnya tanpa memiliki originalitas.
13. Islamic Life and Though (1981)
Buku merupakan penjelasan tentang usaha untuk menjawab bahwa tasawuf bukanlah merupakan biang keladi atas kekalahan Islam atas konfontasi barat, tetapi kehancuran umat Islam karena penghancuran tasawuf dan tarekan sufi oleh gerakan-gerakan rasionalisme puritan Islam.
14. Traditional Islam in the Modern Word (1987)
Buku ini menguraikan apa itu Tradisional dan dimana letak perbedaan dan pertentangannya dengan perspektif-perspektif Islam lain. Di dalam buku ini Nasr juga memberikan tujuan pendidikan, tujuan pendidikan Islam bukan hanya pelatihan pikiran melainkan juga pelatihan seluruh wujud sang person.


15. Islamic of Art and Spitituality (1981)
Buku ini berisi tentang seni Islam yang dihasilkan oleh para pemikir Islam itu berdasarkan gagasan tentang tauhid , yang menjadi inti dari wahyu Islam. Nasr menyatakan bahwa seni Islam memainkan peran penting dalam masyarakat manusia , suatu peran yang membangkitkan dzikir dan tafakur dengan Tuhan.
16. Religion and Religions: The Challenge of  Living in a Multireligious Word (1966)
Buku ini merupakan kelanjutan pemikiran Nasr sebelumnya dalam rangka mencari titik temu agama-agama di dunia.
C. PEMIKIRAN SEYYED HOSSEIN NASR TERHADAP RELASI AGAMA DAN SAINS
Dengan latar belakang akademis serta kehidupan keagamaan yang kental dengan unsur metafisik, hal ini tidak membuat Nasr hanya mencurahkan pemikirannya kepada hal-hal yang berkaitan secara langung dengan metafisik, hal ini justru membuatnya menggunakan metafisik sebagai solusi atas permasalahan dalam bidang keilmuan yang ia geluti, salah satu bidang tersebut yaitu mengenai relasi agama dan sains.
Pemikiran Nasr terhadap relasi agama dan sains, menjadi fokusnya ketika ia telah menamatkan studi di Universitas Harvard, hal ini dapat dilihat lewat disertasi yang ia garap,yang kemudian dipublikasikan oleh Universitas Harvard. Pemikiran Nasr terhadap relasi agama dan sains, umumnya banyak teruraikan kedalam isu-isu yang paling sering diperbicangkan di dunia Barat. Pemikiran Nars terhadap relasi agama dan sains juga tak terlepas dari pemikirannya sebagai seorang filsuf Perennial yang menuntutnya tidak hanya pada satu pendekatan studi agama, namun juga termanifestasikan dalam keseluruh konsep kehidupannya, untuk itu filsafat Perennial sebagai jalan hidup dalam memandang dunia secara universal , maka tidak diragukan kentalnya nilai-nilai metafisik dalam pemikirannya terhadap relasi agama dan sains karena jantung filsafat perennial yang berada dalam dunia metafisik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam relasi agama dan sains, yaitu mengenai konfrontasi anatara sains dan Islam, bukan pada sisi intelektual, namun lebih pada masalah etika,yang mana Barat telah memisahkan sais modern dari implikasi etika dari penggunaan sains. Dalam hal ini Nasr memberikan contoh seperti yang terjadi pada perang teluk Persia, meskipun secara fisik perang dianggap sebagai adu kekuatan teknologi, namun ini bukanlah kesalahan sains, melainkan kesalahan pengaplikasian etika sains modern. Nars memberikan pandangannya bahwa berdasarkan atas aturan Tuhan yang telah diberikan kepada agama-agama yang ada dibumi, yang kemudian dijadikan landasan berperilaku, dalam kaitannya dengan masalah ini, yaitu secara etika telah ada aturan tentang bagaimana pola hubungan manusia seharusnya terhadap alam maupun makhluk lain yang tentunya menginginkan adanya keharmonisan. Secara praktis Nasr memberikan anjuran kepada manusia yang masih peduli terhadap keselarasan hidup antara manusia dan alam. Yang pertama ia menganjurkan bahwa manusia harus sadar akan taggung jawabnya yang telah diberikan Tuhan, manusia dengan segala kelebihannya dibanding makhluk lain sudah sepatutnya dapat mengemban amanah Tuhan.dan yang kedua, tidak seharusnya kita sebagai manusia memutuskan hubungan antara kemanusiaan dengan ketuhanan, yang dapat dilihat pada hubungan antara manusia dengan alam sebagai sebuah realitas spiritual. Karena entitas manusia tidak hanya pada sisi realitas fisiknya namun juga pada sisi spiritualnya.
Selain dua hal diatas, yang menjadi titik fokus pemikiran Nasr terhadap relasi agama dan sains, ada hal yang terakhir yang penting bagi para akademis yang mengiginkan adanya Islamisasi sains. Mengenai hal ini, Nars memberikan pandangan awalnya, sains merupakan bidang yang memiliki sudutpandangnya tersendiri.
Kesimpulan pemikiran Nasr terhadap relasi agama dan sains, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu, perlunya mengintegrasikan sains dengan sejarah serta filsafatnya agar menjadi kesatuan pengetauhan, permasalahan antara sains dan agama tidak terletak pada sisi intelektual melainkan dari sisi etika lingkungan yang tidak diterapkan dan yang terakhir gagasan mengenai sains Islam. Tiga pokok pembahasan di atas merupakan sumber pemikiran yang terlihat dalam tulisan Nasr pada buku-buku serta artikel yang berkaitan relasi agama dan sains.

D. INTEGRASI SAINS MODEL SEYYED HOSSEIN NASR
1. Nasr dan wacana sains modern: Teori Evolusi Darwin dan Etika Lingkungan
Bagi orang-orang non barat, kehidupan mereka tertata dalam tatanan kepercayaan agama yang beriringan antara kehidupaannya dengan alam dan kehidupannya secara spiritual dengan Tuhan. Hal ini sebaliknya terjadi dalam dunia barat yang tengah mengalami krisis spiritual yang berakibat pada krisis etika lingkungan. Sebuah realitas tidak terlepas dari apa yang telah dijalani sejarah barat yang cukup panjang dengan berbagai peristiwa tragis (dark ages) yang memengaruhi pola pikir mereka dengan sistem  rasionalitas hingga mencapai kemajuan. Berbagai usaha dijalankan oleh para saintis yang mengakui adanya krisis lingkungan ini, dalam hal ini satu diantara saintis tersebut berargumen bahwa permasalahan tersebut sebaiknya di dekati dengan pendekatan biologis, tepatnya biologi yang didasarkan paa teori evolusi darwin.
Melihat fakta upaya para saintis tersebut, Nasr merasa langkah yang mereka lakukan jelas tidak tepat, karena sebagai seorang saintis, Nasr mengetahui dengan benar bagaimana teori Darwin tersebut dibentuk dan dikembangkan dalam sebuah pola yang berlawanan dengan ajaran tradisional agama dan lebih mengarah pada sudut pandang mekanistik. Selain itu bagi Nasr, teori Darwin yang telah menjadi pondasi sains dan teknologi modern yang memiliki konsep dasar atau pandangan alam seperti hukum rimba, dengan prinsipnya saling makan dan memakan, dan akan selalu mereka yang mampu beradaptasi, sehingga alam seperti sebuah ppertarungan yang di dalamnya tak ada aturan yang mengatur manusi secara harmonis.
Konsep sederhana “hukum rimba” yang diterapkan dalam manusia modern di barat terlihat dalam penguasaan sains dan teknologi digunakan sebagai tameng dan alat untuk mendapatkan kekuasaan diluar dari yang ia miliki. Untuk mendapat kekuasaan dan dapat bertahan, maka manusia mendapatkan haknya untuk menjalanakan sebagai upaya tanpa memikirkan konsekuensi etika, spiritual, dan lingkungan. Konsep inilah yang membuat Nasr jelas tak setuju dengan teori Evolusi terlebih untuk diaplikasikan lebih jauh untuk menjembatani hubungan kemanusiaan dan sains.
Kecenderungan akan dasar filosofis sains modern yang mekanistik ini kemungkinan dapat menyebar pada orang-orang non barat karena kecenderungan akan dibbangunnya peradaban sains modern yang telah menyebar ke seluruh sudut dunia. Namun menurut Nasr, bagi orang-orang non barat yang masih menganut sistem kepercayaan agama dengan konsep pemahaman yang suci di alam.
2. Model integrasi Sains dan Islam Seyyed Hossein Nasr: Pendekatan Kosmologi Islam terhadap krisis ekologi modern
Dari segi kosmologi mengenai kritik Nasr terhadap krisis ekologi yang telah terjadi pada masyarakat barat, berikut ulasan bagaimana argumen Nasr terhadap krisis tersebut dari kacamata kosmologi Islam yang berkembang di masa Ikhwan Al-shafa, Al-Biruni dan Ibnu Sina.
Krisis ekologi yang berkembang saat ini dihampir seluruh bagian dunia yang telah disebabkan oleh pengabaian para pelaku pengembang sains dan teknologi yang telah dibutakan dengan kepentingan-kepentingan politik negaranya masing-masing, latarbelakang ekonomi menjadi tujuan utama dalam pemanfaatan sains, dengan kuatnya faktor ekonomi secara langsung berpengaruh pada geopolitik negara pemimpin sains yang tentunya akan menjadi kiblat bagi negara-negara yang nantinya akan menyebar dengan pola yang sama, negara-negara lain beranggapan bahwa negara yang kuat secara ekonomi serta teknologi merupakan contoh ideal yang harus dipanut, terkadang mereka tak memahami dengan benar konsep dasar yang telah dibangun oelh orang-orang barat yang jika terlihat di permuakan tengah berada pada masa adidayanya, namun jika lebih jauh ditelusuri, konsep dasar kemajuan dan termasuk didalamnya sains yang mereka kembangkan meiliki kecacatan yang akan terungkap diakhir kejayaan ketika mereka tengah mengejar hal-hal fisik dan mengabaikan unsur-unsur non fisik diluarnya.
Untuk Nasr berpendapat diperlukan adanya pembongkaran secara radikal apa yang telah menjadi ajaran baku para pengagum barat, sains mereka yang didasarkan pada traumatis masa lalu yang panjang semenjak filsafat muncul sebagai ilmu yang menyatu hingga pola filsafat yang bergerak menuju pembagian ranah pembelajaran, kemudian masa silam yang diarasakan para saintis pada masa kekuatan agama yang dogmatis, kebebasan mereka terkekang dengan dogma hitam putih tanpa ada toleransi terhadap pembedaan, kemudian lagi berlanjut pada amsa kebangkitan sains semenjak revolusi industri, sehingga berkembang lagi menjadi lebih terstuktur dengan landasan filosofis yang berbeda-bbeda sampai sekarang pada pola yang lebih positifis dan mekanistis.
Nasr juga mengenal baik peritiwa sejarah di Barat mengungkapkan bahwa, pemahaman metafisika setidaknya dapat menjelaskan fakta yang sering terlupakan bahwa masuk akalnya teori evolusi didasarkan pada beberapa faktor non ilmiah akibat suasana filosofis umum di Eropa. Sehingga pada dunia barat mengenal  sebuah doktrin yang mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan dunia dan hukum-hukum alam, tetapi tidak lagi berperan dalam fungsi selanjutnya, yang melepaskan tangan pencipta dari ciptaanNya dan mereduksi realitas menjadi dua tingkatan, akal, dan materi.
Atas dasar ini Nasr mengiginkan adanya kesadaran oleh orang-orang barat yang masih memiliki nilai keagamaan yang kuat serat keterhubungan spiritualitasnya yang masih kental terhadap Tuhan dan juga sifat bijaknya terhadap alam, merupakan sebuah tameng yang dapat membantu membendung pemikiran luar yang tak sesuai dengan landasan kesejarahan dan yang telah tersekularisasi tersebut agara dapat mengadaptasikan kemajuan zaman dengan filter dan sudut pandang yang berbeda.
Kosmologi Islam dalam hal ini menawarkan sebuah integrasi yang jelas, mereka membedakan bidang atau aspek fisik dan non fisik bukan untuk menghilangkan salah satu atau mengunggulkan salah satu, lebih jauh kosmologi Islam yang mempelajari tentang angka-angka serta hal fisik yang lainnya tidak berjalan sendiri-sendiri dengan kosmologi yang sifatnya metafisis yang menguraikan makna dalam setiap benda alam yang ada, kosmologi ini jelas lebih menghidupkan dalam semesta yang dianggap secara fisik hanya sebagai oobjek kajian, naun dalam aspek ini ia merupakan bagian dari kehidupan yang memberikan pengaruh pada jalannya keteraturan alam. Nilai-nilai inilah yang ingin dicapai Nasr, sebuah integrasi yang bukan berarti mencampur adukan atau sekedar pendefinisian namun lebih kepada menghubungkan kembali apa yang terpisah dalam pikiran manusia modern tentang ligkungan dengan yang dibaliknya, lebih jauh ia mengharmonisasikan kembali antara sains dan fisik dengan kosmologi metafisik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pada uraian-uraian diatas mengenai pemikiran model integrasi sains dan Islam, dapat disimpulkan bahwa Seyyed Hossein Nasr mencoba untuk memberikan nuansa baru dalam mendekati sains modern, salah satunya dengan adanya sebuah kajian kosmologi Islam. Pandangan serta kekhawatiran Nasr terhadap sains yang berkembang didasarkan atas prinsip Darwinian berdampak pada krisis sekologi bagi Nasr merupakan satu hal yang harus dihindari, karena teori evolusi Darwin telah menjadi sebuah dasa yang tidak relevan dengan identitas negara-negara non barat yang masih sangat berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan spiritual yang telah mengharmonisasi dalam setiap pola tindakannya.
Dan juga dalam pemikirannya Seyyed Hossein Nasr berpedapat pada hubungan Sains dan Agama menurutnya perlunya mengintegrasikan sains dengan sejarah serta filsafatnya agar menjadi kesatuan pengetauhan, permasalahan antara sains dan agama tidak terletak pada sisi intelektual melainkan dari sisi etika lingkungan yang tidak diterapkan dan yang terakhir gagasan mengenai sains Islam. Tiga pokok pembahasan di atas merupakan sumber pemikiran yang terlihat dalam tulisan Nasr pada buku-buku serta artikel yang berkaitan relasi agama dan sains
DAFTAR PUSTAKA
Maftukhin. 2012. Filsafat Islam. Yogyakarta: Teras

Anas, Moh. 2012. Kritik Hossein Nasr Atas Problem Sains dan Modernitas. Universitas Brawijaya Malang. id.portalgaruda.org

Nurdin, Zainal. 2014. Biografi dan Pemikiran Seyyed Hossein Nasr. UIN Alauddin Makasar. www.academia.edu

Purnomo, MY. 2016. Pemikiran Seyyed Hossein Nasr Tentang Tasawuf dan Modernitas. repository.iainpekalongan.ac.id

Santi, Selvia. 2016. Relasi Agama dan Sains Menurut Seyyed Hossein Nasr dan Ian G Barbour (Studi Perbandingan Pemikiran Tokoh Islam dan Kristen). UIN Antasari Banjarmasin. Idr.uin-antasari.ac.id

Santi, Silvia Model Integrasi Sains dan Islam Seyyed Hossein Nasr: Pendekatan Kosmologi Islam Terhadap Krisis Ekologi Modern. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. www.academia.edu


Bagaimana rasanya setelah diperjuangkan mati - matian dan sekarang di acuhkan sedemikian? tak pernahkah terlintas bagaimana dulu sulitnya me...